Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, April 22, 2009

Makalah ADM Pendidikan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Konsep Dasar Administrasi Pendidikan ” tepat pada waktunya meskipun masih dalam bentuk yang masih sangat sederhana karena keterbatasan waktu dan buku penunjang yang kami gunakan sebagai literatur.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dra Nurjannah, S.Pd., M.Pd. Sebagai dosen pembimbing sekaligus yang bertanggung jawab dalam mata kuliah Administrasi san Supervisi Pendidikan.
2. Rekan-rekan mahasiswa yang bersedia memberikan tenaga dan waktunya dalam membantu pengumpulan materi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang akan diterima dengan lapang dada dan untuk selanjutnya akan digunakan sebagai balikan bagi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat baik bagi mahasiswa sebagai calon guru SD, maupun bagi para dosen pembina mata kuliah ini serta para pembaca yang mempunyai minat pada Aministrasi Pendidikan.

Pare-pare, 03 Maret 2009
Penyusun


Kelompok 1











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam Garis-garis Besar Pokok Pengajaran, disebutkan bahwa tujuan mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan adalah untuk membentuk pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam bidang administrasi pendidikan dan supervisi pendidikan dalam rangka menunjang efektivitas dan efisiensi tugasnya nanti sebagai guru sekolah dasar dimana mereka akan bekerja. Dengan memahami penyelenggaraan sekolah serta bagaiman sekolah itu dikelola, mahasiswa mengetahui bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting di sekolah. Guru hendaknya dapat menempatkan diri dalam fungsinya itu, sehingga ia dapat meberikan sumbangan secara maksimal dalam pencapaian tujuan sekolah. Sumbangan itu dapat diberikan apabila ia memahami kewajiban dan sekaligus memahami hak-haknya sebagai guru. Jika guru itu adalah guru sekolah dasar negeri, hal terakhir itu berarti bahwa guru itu harus memahami hak dan kewajibannya sebagai pegawai negeri.
Guru tidak bisa lepas dari kegiatan administrasi pendidikan. Dalam hal ketatausahaan sekolah misalnya, pada umumnya sekolah dasar tidak mempunyai staf tata usaha, sehingga guru seringkali harus melaksanakan tugas ketata usahaan selain tugas mengajar.
Pemahaman demikian inilah yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini. Tujuan ini kemudian dijabarkan dalam bab pembahasan, sejalan dengan apa yang terdapat dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran dalam kurikulum PGSD.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah kami adalah
1. Apa Pengertian Administarasi Pendidikan.
2. Apa tujuan dari Administrasi pendidikan utamanya di sekolah dasar.
3. Bagaimana penerapan administrasi pendidikan di sekolah dasar.
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Memahami Pengertian Administarasi Pendidikan.
2. Memahami tujuan dari Administrasi pendidkan utamanya di sekolah dasar.
3. Memahami penerapan administrasi pendidikan di sekolah dasar.








BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan sering kali disalah artikan sebagai semata-mata ketata usahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih baik.
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperi kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang mana yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas suatu sekolah, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan sering kali tujuan demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.
Pada tingkat sekolah, misalnya untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah itu diperlukan kerja sama diantara semua personal sekolah (guru, murid, kepala sekolah, staf tata usaha) dan orang-orang di luar sekolah yang ada kaitannya dengan sekolah (orang tua, kepala desa, camat, organisasi pemuda, LKMD, dsb.). Kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah itu harus dibina sehingga semua yang terlibat dalam urusan sekolah tersebut memberikan sumbangsihnya secara maksimal. Kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan dari berbagai aspeknya ini dapat dipandang sebagai Admionistarasi Pendidkan.
Kedua, administarasi pendidikan mengandung pengertia proses untuk mencapai tujuan pendididkan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian.
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan tadi. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikejakan oleh masing-masing anggota organisasi.
Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melalui “jalur” yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Agar pengarahan ini sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, diperlukan pengarah yang mempunyai kemampuan kepemimipinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan bersama.
Pemantauan (monitoring), yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya, dan kendala apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. Pemantauan dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti atau data dalam menetapkan apakah tujuan tercapai atau tidak.
Proses kerja sama pendidikan itu akhirnya harus dinilai untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, dan kalau tidak apakah hambatan-hambatannya. Penilaian itu dapat berupa penilaian proses kegiatan atau penilaian hasil kegiatan itu.
Ketiga, administrasi dapat dilihat melalui kerangka berpikir system. System adalah keselurahan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam satu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, kita melihat suatu sekolah sebagai sebuah system : (a) masukannya, yaitu bahan mentah masukan ini adalah anak-anak yang berasal dari luar system (lingkungan) yang akan diolah oleh sistem; dalam system yang masuk dalam sekolah dasar itu; (b) prosesnya, yaitu kegiatan sekolah bersama aparatnya untuk mengolah masukan menjadi keluaran, missal Proses Belaja Mengajar, bimbingan kepada murid, kegiatan pramuka, palang merah, dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan proses ini harus ada sumber baik tenaga, sarana dan prasarana, uanga maupun waktu, yang kesemuanya biasa disebut dengan masukan instrumental; (c) keluaran, yaitu masukan yang telah “diolah” melalui proses tertentu, dalam hal ini berupa lulusan.
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian kita ditujukan kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber ynag dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana dan prasarana maupun waktu. Upaya harus dicari dalam memanfaatkan sumber yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Sering kali sarana dan prasarana yang ada dalam proses belajar mengajar belum dimanfaatkan secara baik.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari kepemimpinan. Disini dipersoalkan apakah seorang administrator pendidikan dapat mempengaruhi orang lain yang bekerja sama dengannya, sehingga orang-orang lain tersebut termotivasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan atau disepakati sebelumnya. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu, ia dapat melaksanakan “tut wuri handayani, ing madyo mangun karso dan ing ngarso sung tolodo” dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sudah barang tentu administrator yang ingin berhasil harus memahami teori dan praktek kepemimpinan, mau melaksanakan apa yang diketahui, serta mampu melaksanakan pengetahuan dan kemauannya itu.
Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah tersebut. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemungkinan tindakan yang dapat dilakuan. Jadi administrasi pendidikan dapat diartika sebagai ilmu untuk mengambil keputusan pendidikan yang paling baik.
Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha kita untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain. Jika dalam kerja sama pendidikan tidak komunikasi, maka orang yang bekerja sama itu akan saling tidak mengetahui apa yang dikerjakan atau apa yang diamaui teman sekerjanya. Bila hal itu terjadi, sebenarnya kerja sama itu tidak ada dan olehnya itu administrasi pun tidak ada.
Kedelapan, administrasi sering kali diartika dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketata usahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan. Pengertian yang demikian tidak terlalu salah, kerena setiap aspek kegiatan administrasi dengan pengertian diatas, selalu memerlukan kegiatan pencatatan. Hanya yang perlu diingat, kegiatan tata usaha itu tidak seluruhnya mencerminkan pengertian administrasi dalam arti seperti yang dipaparkan pada butir-butir sampai tujuh diatas.
B. Tujuan Administrasi Pendidikan Di Sekolah Dasar

C. Penerapan Administrasi Pendidikan
Perencanaan Di Sekolah Dasar
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternative tentang penerapan prosedur pencapaian, serta pemikiran sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material uang dan waktu. Dalam perencanaan kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap : (a) identifikasi masalah, (b) perumusan masalah, (c) penetapan tujuan, (d) identifikasi alternative, (e) pemilihan alternative, dan (f) elaborasi alternative.
Perencanaan pendidikan di sekolah dasar dapat dibedakan atas beberapa kategori, yaitu menururt :
a. Jangkauan Waktunya
Menurut jangkauan waktunya, perencanaan di sekolah dasar dapat dibagi menjadi perencanaan jangka pendek, (perencanaan yang dibuat untuk dilaksankan dalam waktu seminggu, sebulan sampai dua tahun); perencanaan jangka menengah yaitu perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu tiga sampai tujuh tahun; dan perencanaan jangka panjang yaitu perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu delapan sampai dua puluh lima tahun. Pembagian waktu ini bersifat kira-kira, dan tiap ahli dapat saja memberikan batas yang berlainan.


b. Timbulnya
Menurut timbulnya, perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan yang berasal dari dawah, missal pada tingkat sekolah dari guru kelas; dan yang berasal dari atas, missal dari kepala sekolah, atau kombinasi keduanya.
c. Besarnya Perencanaan
Dari sudut besarnya perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan makro yaitu perencanaan pada tingkat nasional atau tingkat departemen, perencanaan meso yaitu pada tingkat direktorat jendral atau provinsi sampai kantor departemen kecamatan; dan mikro yaitu yang dilksanakan pada tingkat sekolah
d. Pelakunya
Menurut pelakunya perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan individual, yang dilakukan guru secara sendiri-sendiri, perencanaan kelompok, dan perencanaan lembaga, yaitu perencanaan yang berlaku dan dibuat oleh sekolah.
e. Pendekatannya
Menurut pendekatannya, perencanaan dapat dibedakan menjadi pendekatan terpadu yaitu perencanaan yang menyatukan semua sumber dalam rangka mencapai tujuan serta melihat penggunaan sumber itu dalam kaitannya dengan pengelolaan sekolah secara menyeluruh; dan perencanaan tercerai yaitu hanya melihat sumber secara terpisah-pisah untuk tujuan tertentu.
Pengorganisasian Di Sekolah Dasar
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainnya) serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Siagian (1985), mengemukakan prinsip dalam pengorganisasian :
a. Organisasi itu mempunyai tujuan yang jelas;
b. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap anggota organisasi;
c. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam organisasi;
d. Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi;
e. Adanya kesatuan perintah;
f. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam melaksakan tugasnya;
g. Adanya pembagian tugas yang jelas;
h. Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin;
i. Pola dasar organisasi harus relative permanent;
j. Adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi itu;
k. Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota organisasi;
l. Penetapan orang bekerja dalam organisasi itu hendaknya sesuai dengan kemampuannya.
Pengarahan
Pengharahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti apa yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk serta pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar.
Suharsimi Arikunto (1988) mengemukakan, kegiatan pengarahan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan :
a. Melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan dilakukan individu atau kelompok;
b. Memberikan petunjuk umum dan petunjuk khusus baik secara lisan maupun tertulis, secara langsung maupun tidak langsung.
Pengkoordinisasian Di Sekolah
Pengkoordinisasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari berbagai invidu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
Usaha pengkoordinisasian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
a. Melakasanakan penjelasan singkat (briefing);
b. Mengadakan rafat kerja;
c. Memberikan petunjuk pelaksanaan;
d. Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.
Pembiayaan Sekolah
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya untuk mengelola anggaran pendapatan dan belanja sekolah dasar. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
Penilaian
Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetepkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksnakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk :
a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakan pada akhir suatu periode kerja, pekerjaan tersebut berhasil;
b. Menjamin cara berfikir yang efektif dan efisien;
c. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menhindarkansituasi yang dapat merusak;
d. Memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.
Penelitian dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian atau pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam lembaga pendidikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Administrasi Pendidikan mempunyai makna yang sangat beragam tidak hanya mencakup pada kegiatan ketatausahaan tetapi meliputi :
a. Admnistrasi pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk mencapai tujuan;
b. Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan;
c. Administrasi pendidikan mengandung pengertian sebagai kerangka berpikir sistim;
d. Administrasi pendidikan mengandung pengertian sebagai suatu manajemen;
e. Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari kepemimpinan;
f. Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan;
g. Administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi;
2. Tujuan utama di adakannya Administrasi Pendidikan di Sekolah Dasar adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
3. Penerapan Administrasi Pendidikan di Sekolah Dasar meliputi :
a. Perencanaan, yang dapat dibedakan atas beberapa kategori, menurut :
1) Jangka Waktunya;
2) Timbulnya;
3) Besarnya Perencanaan;
4) Pelakunya; dan
5) Pendekatannya.
b. Pengorganisasian.
c. Pengarahan.
d. Pengkoordinasian.
e. Pembiayaan.
f. Penilaian.
B. Saran
Setelah mengkaji tentang Konsep Dasar Administrasi Pendidikan di atas, penulis menyarankan beberapa hal :
Administrasi pendidikan sangat membantu dan menentukan tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal olehnya itu sebagai mahasiswa calon guru agar lebih membekali diri utamanya ilmu yang berkaitan dengan Administrasi Pendidikan di SD.
Kepada semua pihak yang mempunyai andil dalam hal ke administrasian pendidikan ini agar benar-benar menjalankan tugas sebaik-baikya demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Ngalim,Purwanto ( 1987 ), Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Sutjipto & Basori Mukti (1992/1993).Administrasi Pendidikan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Kenderal Pendidikan Tinggi Proyek Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar