Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, April 28, 2009

ALAM BAWAH SADAR

Kekuatan Alam Bawah Sadar
SMART NLP
KEKUATAN ALAM BAWAH SADAR
TOMMY SIAWIRA
INTISARI
Manusia merupakan makhluk yang memiliki dua bentuk pikiran, yaitu “alam sadar” dan “alam bawah sadar”. NLP pada intinya membahas bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan alam bawah sadar kita, baik secara verbal maupun non verbal, agar manusia dapat lebih efektif mengendalikan perilakunya.
Ilmu psikologi mengungkapkan, alam bawah sadar menguasai 97% perilaku kita, sedangkan sisanya dimiliki oleh alam sadar. Alam bawah sadar mengatur semua aktivitas kita, bahkan saat kita sedang tidur, antara lain bernafas dan mengatur denyut jantung. Mengingat besarnya peranan tersebut, NLP mempelajari cara-cara yang efektif agar manusia dapat mengendalikan alam bawah sadar. Pengendalian alam bawah sadar diyakini, akan membuat manusia lebih efektif mengendalikan perilakunya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat berkomunikasi dengan alam bawah sadar kita. Cara pertama yaitu berbicara pada diri sendiri, baik dengan cara memvisualisasikan maupun mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri. Cara ini bertujuan memanfaatkan kemampuan alam bawah sadar dalam merekam seluruh aktivitas manusia sehari-hari. Saat manusia lupa akan sesuatu, sebenarnya yang lupa adalah alam sadarnya. Alam bawah sadar tetap merekam hal tersebut dalam berbagai file rekaman. Untuk mengingat kembali hal-hal yang terlupa, manusia tinggal memanggil kembali file rekaman yang tepat. Pemanggilan file rekaman itulah yang dapat dilakukan dengan cara visualisasi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Cara lain untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar adalah meng-guide alam tersebut agar dapat terhindar dari hal-hal negatif. Alam bawah sadar sebenarnya sangat jenius, karena mampu merekam seluruh aktivitas manusia hingga 2 juta bit per hari. Namun seperti layaknya anak kecil, alam bawah sadar tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, tugas alam sadar lah untuk menunjukkannya. Menjaga kemurnian alam bawah sadar dan menghindarinya dari hal-hal negatif, akan menguntungkan manusia dan alam sadarnya.

Alam Bawah Sadar
Pernah dengar perkataan alam bawah sadar tidak, maksud saya bukan sesuatu yang bersifat gaib atau magic tapi alam bawah sadar di dalam fikiran manusia. Mungkin saya dan anda bukan orang pertama yang mempertanyakannya. Menurut diskusi dengan beberapa sahabat ternyata fikiran manusia itu dapat dikatakan sebuah perpustakaan yang canggih, atau mungkin lebih tepatnya mesin search engine yang paling mutakhir, yang memiliki sistem operating system sendiri mungkin lebih canggih dari Windows Fiesta keluaran dari Microsoft. Nah di suatu perpustakaan atau mesin pencari kita hanya bisa mengakses data atau keyword yang kita cari, sisa data yang tidak terpancing keluar adalah terbentuk database yang luar biasa dahsyatnya.

Ibarat sebuah mesin pencari alam sadar adalah alam yang sedang kita gunakan keyword/kata kuncinya atau jika tampilan yang muncul ketika kita menggunakan sebuah mesin pencarian, sisanya tidak terlihat atau atau tidak terdekteksi lagi, jadi alam sadar adalah alam yang ada saat suatu waktu kita perlukan. Itulah sebuah ilustrasi yang menurut saya menggambarkan tentang alam sadar dan alam bawah sadar.

Lalu maksudnya apa kalau kita telah tahu tentang pengertian alam bawah sadar dan alam sadar, nah sebenarnya alam bawah sadar ini memiliki kemampuan yang luar biasa, pada kondisi-kondisi tertentu alam bawah sadar dapat bekerja, dan kabarnya otak bawah sadar mempunyai kemampuan 7 kali lebih besar dibanding otak sadar. Alam bawah sadar mengatur semua aktivitas hidup kita, bahkan saat kita sedang tidur, antara lain bernafas dan mengatur denyut jantung.

Bagi anda yang sedang berlatih berenang atau berlatih mengendarai mobil, atau berlatih mengetik tanpa melihat, sadarkah anda bahwa jika anda telah bisa melakukan hal-hal seperti yang saya sebut di atas, maka yang terjadi adalah mekanisme pengerakan diri oleh alam bawah sadar kita, pembentukan alam bawah sadar keahlian dapat dilalui melalu proses sebagai berikut :

- Proses tidak sadar/ tidak tahu
Ketika pertama belajar kita sombong dan merasa paling bisa, terkadang kita tak paham tentang apapun, ingat untuk mengetahui kita perlu yang namanya belajar, hal ini sebagi keyword/kata kunci dalam menjalankan alam bawah sadar kita. Ingat saat pertama belajar mengetik dengan dua tangan tanpa melihat apa yang terjadi kita sering menganggap mudah, padahal ketika kita mencoba kita sering salah.

- Proses penyadaran
Ketika kita tahu kita tidak bisa mengetik dengan dua tangan tanpa melihat maka kita akan melakukan pembelajaran secara pelan-pelan mulai dari melihat letak huruf, menghapal, dalam hal ini adanya prosese penyadaran dari sesuatu yang tidak sadar.

-Tahap Pemahiran
Ketika kita sudah bisa mengetik dengan 2 tangan, sudah hapal letak huruf lalu kita akan berlatih agar kita bisa mencapai suatu kemahiran tahap ini merupakan sebuah kesadaran ternyata kita telah mahir untuk mengetik dengan dua tangan tanpa melihat.

-Tahap membangun alam bawah sadar
Tahapan terakhir dari proses ini adalah tahap merubah alam bawah sadar ke alam tidak sadar, loh kok, ketika kita telah mahir mengetik dengan dua tangan tanpa melihat tanpa sadar alam bawah sadar kita telah merekam atas kesadaran kemampuan yang kita telah miliki, ketika kita telah berlatih berulang-ulang secara otomatis semua berjalan dengan begitu saja, alam bawah sadar kita telah mengambil peranan dalam penjalanan keahlian yang kita miliki rutinitas ini membentuk suatu kebiasaan yang dicatat dalam alam bawah sadar, yang selanjutnya dipergunakan mengikuti kode pencatatan, mengikuti program yang telah tersusun, tanpa harus menguras terlalu banyak energi dari kesadaran kita.

Seperti contoh kasus mahir mengetik dengan dua tangan tanpa melihat akan membuat kita menghemat eergi, dengan tidak sebentar-sebentar melihat tombol keyboard, atau menekan backspace untuk menghapusnya yang terjadi ketika kita membaca sebuah tulisan/menerjemahkan ide semua akan mengalir begitu saja.

Seperti yang saya bilang bahwa alam bawah sadar adalah sebuah data base raksaksa yang memiliki sistem operasi yang paling canggih, seperti sebuah sistem komputer yang rentan terhadap serangan virus, alam bawah sadar pun rentan terhdap serangan virus, virus apa yang bisa merusak alam bawah sadar kita, yaitu, virus ketakutan, panic, emosi yang berlebih, trauma dan fikiran negatif lainya, kalau ada virus lalu adakah anti virusnya. Jawabnya ada antivirus yang paling hebat untuk menyelamatkan alam bawah sadar kita adalah sikap positif dan rasa percaya kepada diri sendiri.

Bagaimana membangun antivirus rasa percaya diri adalah dengan meyakinkan diri sendiri coba ucapkan dengan bahasa yang positif, misalnya,”Saya bisa, Saya berani” jangan ucapkan hal-hal yang menjadi virus alam bawah sadar anda "saya bisa tapi...", "dia lebih baik dari saya", "apakah benar saya bisa". Kalimat-kalimat terakhir yang saya contohkan akan merusak alam bawah sadar anda.

Supaya pemprograman bawah sadar dapat lebih cepat terjadi, seperti yang saya tuliskan pada kalimat diatas bangun lah rasa percaya diri, perasaan nyaman dengan diri sendiri, peraasaan bahagia, dan bayangkan apa yang anda ingin raih/lakukan maka kalau hal tersebut dilakukan secara konsisten maka alam bawah sadar anda akan menuntun anda menuju sebuah kesuksesan diperlukan emosi atau perasaan yang positif atau perasaan yang menyenangkan.
Ketika kita inginkan, ciptakan sebuah rasa bahagia, buatlah sebuah keinginan yang besar tentang sesuatu yang kita inginkan untuk tercapai. jadi untuk membangkitkan alam bawah sadar anda adalah dengan membayangkan, merasakan apa yang kita inginkan, rasakan dengan sejelas-jelasnya anda telah berhasil mewujudkan keinginan anda. dan pasrah serta berdoa kepada Tuhan YME, maka akan ada jalan yang melintas dalam fikiran tentang bagai mana mewujudkannya, sebuah solusi yang lahir setelah proses membayangkan, merasakan apa yang kita inginkan, adalah sebuah jawaban dari alam bawah sadar anda, yang kemungkinan besar akan menuntun anda pada sebuah kesuksesan yang anda inginkan.


Apakah Alam Bawah Sadar Itu Ada?
Written by ronnyfr on 19 April 2007 – 6:08 pm - 5,809 kali dibaca.
Apakah sebenarnya alam bawah sadar itu?
Jika kita ajukan pertanyaan yang lebih provokatif misalkan, apakah alam bawah sadar emang ada?
Semenjak pertama kali disebutkan di dunia ini, istilah alam bawah sadar sudah memancing kontroversial. Kita bukan orang pertama yang mempertanyakannya, saat mengambil kuliah psikologi dulu, saya belajar bahwa sejak jaman awal perkembangan psikologi sampai sekarang belum semua ahli berdamai mengenai konsep ini.
Setidaknya ada beberapa pertanyaan yang menggugat keberadaan alam bawah sadar ini:
• Benarkah alam bawah sadar ini ada? Dari mana kita tahu?
• Jika benar ada alam lain di luar alam sadar, apakah itu emang letaknya di bawah kesadaran (sub conscious), atau mungkinkah letaknya justru di atas kesadaran (supra conscious), atau justru itu adalah alam tak sadar (unconscious)?
• Mungkinkah sebenarnya semuanya itu hanya ada satu alam pikiran saja, namun memiliki fungsi yang berbeda-beda? Jadi itu merupakan benda yang terpisah atau hanya fungsi yang terpisah?
• Alam “Bawah sadar?” Hmmmmmm…., jangan-jangan letaknya yang benar adalah yang “Alam samping sadar”…? Atau “Alam Belakang Sadar?” Atau malah “Alam Depan Sadar”?
• Ataukah malahan “Alam Agak Sadar”, atau “alam terlalu sadar…” karena ia bisa bekerja menggunakan kesadarannya sendiri…? Atau alam “sadar nggak sadar”…
• Dan seterusnya
Wah, gitu aja kok repot, barangkali itu yang akan dikatakan Milton Erickson ahli hipnotis modern jika ia hidup di jaman Gusdur. Capek dengan berbagai perdebatan itu, Erickson, memilih menggunakah istilah yang elegan yakni other than conscious mind. Sesuatu yang bukan alam sadar, entah itu apa. Kita tidak tahu bendanya, kita mungkin juga tidak bisa membuktikannya, namun kita bisa melihat karakteristik fungsi operasionalnya berbeda dengan alam sadar. Saya sendiri cukup senang dengan istilah dari Milton Erickson ini karena cenderung cocok dengan pandangan saya.
Saat berguru pada Andrew Bryant tentang Neuro Semantic, yakni ‘aliran’ NLP yang diusung oleh Michael T. Hall dan Bob Bodenhamer. Saya mendapat penjelasan yang berbeda dan menarik. Dijelaskan bahwa pikiran kita itu ibarat suatu perpustakaan yang memiliki sistem operasionalnya sendiri, namun kondisinya gelap gulita. Nah, manusia punya sebuah senter yang jika dinyalakan kira-kira bisa menerangi 1 meter persegi secara terang, dan sebagian remang-remang, sisanya yang mayoritas adalah gelap gulita.
Alam sadar adalah daerah terang yang disorot senter itu, sisanya adalah alam selain alam sadar. Jadi secara radikal penjelasan ini membedakan diri dari yang lain, dengan kata lain, sebenarnya alam sadar hanya eksis saat tertentu saja. Mungkin ini menjadi lebih mudah dimengerti, sebab jika kita sedang tidur memang pikiran sadar sepertinya tidak eksis lagi.
Nah, tentunya siapapun boleh berbeda pendapat dengan pandangan ini, lha wong namanya dari dulu juga sudah merupakan topik kontroversial. Saya sendiri cenderung cocok dengan dua pandangan ini, Milton dan Michael Hall. Sekalipun untuk mempermudah penjelasan, dalam pelatihan saya sering mengatakan saja alam bawah sadar, karena istilah ini lebih mudah diterima.
Jadi sebagai kesimpulan, istilah alam bawah sadar hanyalah cara kita untuk menjadi lebih mudah memahami bahwa ada fungsi pikiran yang tidak berada dalam dataran kesadaran.
Nah, untuk tujuan menggunakan script hypnosis, kadang lebih baik menggunakan istilah “alam tidak sadar”, karena ini dapat memicu terjadinya ambiguity yang amat powerful. Caranya?
Mengikuti NLP Practitioner akan menjelaskan itu semua.

TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK

TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI
PERKEMBANGAN ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu.
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai teknik-teknik memahami anak atau peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes!
2. Pengertian non-tes dan jenis-jenisnya!
3. Bagaimana cara mengetahui kemampuan, bakat, permasalahan yang dihadapi siswa !
C. TujuanTujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dan macam-macam teknik-teknik tes.
2. Mengetahui dan dapat menguraikan pengertian dan jenis-jenis non-tes.
3. Dapat mengetahui juga mengungkap kemampuan, bakat juga membantu siswa dalam menhadapi permasalahannya.

BAB II
TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK
A. Teknik Tes

Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes.
Sedangkan tes adalah sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu melalui skala angka atau sistem kategori.
Selain itu tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu.
Penggunaan teknik dari tes bertujuan untuk:
1. Menilai kemampuan belajar murid
2. Memberikan bimbingan belajar kepada murid
3. Mengecek kemampuan belajar
4. Memahami kesulitan-kesulitan belajar
5. Menilai efektivitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone; 1971:235)

Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas:
a. Tes intelegensi
b. Tes bakat
c. Tes kepribadian
d. Tes prestasi belajar

Untuk itu kita akan membahas satu persatu
a. Tes intelegensi
Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara efektif.
Macam-macam tes intelegensi
1). Tes intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang taraf kemampuan seseorang.
2). Tes intelegensi khusus, menggambarkan taraf kemampuan seseorang secara spesifik.
3). Tes intelegensi differensial, memberikan gambaran tentang kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan didapatnya profil kemempuan tersebut.
Manfaat tes intelegensi
a). menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
b). membantu memahami sebab terjadinya masalah
c). membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga yang rendah
d). menafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa
b. Tes bakat
Yaitu suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan atau keterampilan seseorang dalam bidang tertentu.
Tes bakat berguna untuk membantu seseorang dalam membuat rencana dan keputusan yang bijaksana berkenaan dengan pendidikan dan pekerjaan.
Untuk mengetahui bakat seseorang, telah dikembangkan berbagai macam tes seperti:
1). Rekonik, tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2). Tes bakat musik, tes yang mengukur kemampuan dalam aspek-aspek nada, suara, ritme, warna bunyi dan memori.
3). Tes bakat artistik, yaitu kemampuan menggambar, melikis dan meripa.
4). Tes bakat krelikal (perkantoran), yaitu tes mengukur kecepatan dan ketelitian.
5). Tes bakat multifaktor, tes yang mengukur berbagai kemampuan khusus.
Tes ini mengukur beberapa kemampuan khusus diantaranya yaitu:
- Berpikir verbal, yang memngungkapkan kemampuan nalar secara verbal.
- Kemampuan bilangan, kemampuan berpikir yang menggunakan angka-angka.
- Berpikir abstrak, kemampuan berpikir dengan nalar yang bersifat nonverbal tanpa angka-angka.
- Berpikir mekanik, kemempuan serta pemahaman mengenai huku-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakan.
c. Tes kepribadian
Yaitu suatu tes untuk mengetahui kepribadian seseorang yang terorganisasi secara dinamis dan sistem-sistem psikologis dalam sisi individu yang menentukan penyesuaian-penyesuain yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan jalan melihat:
- Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri.
- Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seseorang.
- Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu.
d. Tes prestasi belajar
Yaitu suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapat membuat keputusan-keputusan seleksi dan klasifikasi serta menentukan keefektifan pengajaran.
Tes ini meliputi:
1). Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
2). Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3). Tes prestasi belajar yang disusun guru.
B. Non-tes
Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat kualitatif.
Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:
1. Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu
- direncanakan secara sistematis
- hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan
- perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:
a. Observasi sehari-hari
b. Observasi sistematis
c. Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang damati.
d. Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang diamati.
2. Catatan anekdot
Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok.
Dengan menggunakan catatan anekdot guru dapat:
- memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan anak
- memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid
- memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Objektif
Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- catatan dibuat sendiri oleh guru
- pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan terjadi
- deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri
b. Deskriptif
Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.
c. Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan murid.
3. Wawancara
Wawancara merupakam teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden atau orang ynag diminta informasi.
Kelebihan dan kekurangan wawancara
Kelebihannya yaitu:
- merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid
- dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
- dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
- digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain
Kekuranganya yaitu:
- tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu
- sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
- menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
4. Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:
- gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
- susun kalimat sederhana tapi jelas
- hindari kata-kata yang sulit dipahami
- pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
- hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.
5. Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya.
Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.
b. Tidak terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.
6. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
- murid yang populer (banyak disenangi teman).
- murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman).
- klik (kelompok kecil, 2-3 orang murid).
Sosiometri juga dapat digunakan untuk:
- memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu
- menentukan kelompok kerja
- meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
7. Studi kasus
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
a. Menemukan murid yang bermasalah, contih: prestasi belajarnya sangat rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
b. Memperoleh data
Cara untuk memperoleh data:
1). Wawancara dengan guru lain
2). Home visit, yaitu kunjungan kerumah orang tua murid
3). Wawancara langsung dengan siswa yang bersangkutan
c. Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan:
- kondisi keluarga yang tidak harmonis
- tingkat kecerdasan rendah
- motivasi belajar rendah
- sering sakit-sakitan
- kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
d. Memberikan layanan bantuan
Apabila berdasarkan analisis ternyata faktor penyebabnya itu kurang menguasai konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran tertentu, maka caranya yaitu dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Teknik tes merupakan salah satu metode atau cara yng digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang.
Teknik tes terbagi beberapa macam diantaranya:
a. Tes intelegensi
b. Tes bakat
c. Tes kepribadian
d. Tes hasil belajar
Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
Macam-macam non-tes diantaranya:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Catatan anekdot
d. Autobiografi
e. Sosiometri
f. Studi khusus
Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya.
Untuk itu kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang diperlikan.
B. SaranAdapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
1. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya.
2. Lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
3. Lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa.
4. berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa bila diperlukan.

Berbahayakah Merokok? Inilah Bahan Kimia Berbahaya Yang terkandung dalam Sebatang Rokok

Berbahayakah Merokok? Inilah Bahan Kimia Berbahaya Yang terkandung dalam Sebatang Rokok
Tahukah kita, tanpa kita sadari, lingkungan sekitar kita, termasuk barang-barang kebutuhan sehari-hari yang kita gunakan, dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan tubuh kita. Tanpa sadar kita telah menghirup bahan-bahan kimia berbahaya yang berasal dari benda-benda yang terdapat di tempat tinggal kita. Berikut ini penulis uraikan beberapa bahan kimia berbahaya yang sering terkontaminasi dengan tubuh kita tanpa kita sadari. Meskipun kadar bahan-bahan kimia yang masuk ke udara tersebut belum melebihi ambang batas yang diperbolehkan, namun jika terjadi paparan dalam waktu yang lama dan terus menerus dapat berpengaruh bagi kesehatan kita.

1. Asbes
Asbes merupakan serat mineral silika yang bersifat fleksibel, tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan sebagai isolator panas dan pada pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga, dan bahan material atap rumah. Asbes banyak digunakan dalam bahan-bahan bangunan. Jika ikatan asbes dalam senyawanya lepas, maka serat asbes akan masuk ke udara dan bertahan dalam waktu yang lama.

2. Bioaerosol
Kontaminan biologi seperti virus, bakteri, jamur, lumut , serangga atau serbuk sari tumbuhan. Kontaminan biologi tersebut jika dihembus oleh angin akan masuk ke udara dan mencemari udara bersih.

3. Formaldehid
Formaldehid merupakan aldehid sederhana. Gas formaldehid tidak berwarna dan diemisikan dari bahan-bahan bangunan, industri rumah tangga atau proses pembakaran. Formaldehid juga terdapat pada produk kayu yang dipres, papan, papan dinding, tekstil (seperti pada karpet dan pakaian). Formaldehid dapat masuk ke udara akibat terjadi pengikisan dan penguapan akibat panas yang tinggi.

4. Bahan-bahan pertikulat
Dalam kehidupan sehari-hari pertikulat dikenal dengan istilah debu yang berterbangan di udara. Partikulat juga bisa ditemui dalam bentuk logam-logam berta yang jika terhirup oleh manusia akan mengakibatkan penyakit.

5. Senyawa organik volatil (Volatil Organic Compound)
Senyawa organik volatil (VOC) mudah menguap pada suhu kamar. VOC sering ditemui dalam bentuk aerosol yang terdapat pada pembersih, cat, vernis, produk-produk kayu yang di-pres, pestisida, dan semir.

6. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah 129oC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :
Pertama, pembakaran bahan bakar fosil.
Kedua, pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan karbon C yang menghasilkan gas CO.
Ketiga, pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.

Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota atau desa, cemaran CO diudara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain.

Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah.
Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 -> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO -> COHb (karboksihemoglobin)

Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman jika waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung.

Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.

Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan CO dari atmosfer.

Dari penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat dihilangkan selama 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971), dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan Aspergillus.

Kegunaan Asam Sulfat di Lab

Kegunaan Asam Sulfat di Lab
Kegunaan Asam Sulfat di Lab umumnya sebagai Reagent atau pereaksi yang umumnya digunakan di dalam suatu reaksi asam – basa atau reaksi lainnya. Asam sulfat banyak digunakan dalam industri. Cairan kental, amat korosif. Bereaksi dengan jaringan tubuh. Berbahaya bila kontak dengan kulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik. Uapnya amat iritatif terhadap saluran pernapasan.Cara menetralisir asam sulfat? Berikut saya copy dari MSDS nya.
TERTELAN
Untuk saran, hubungi Pusat Informasi Racun atau dokter dangan segera.
Perawatan rumah sakit dengan segera sepertinya dibutuhkan.
Jika tertelan JANGAN lakukan rangsangan untuk muntah.
Jika terjadi muntah-muntah, Sandarkan pasien kedepan atau tempatkan pada posisi miring ke kiri (posisi kepala kebawah, jika mungkin) untuk menjaga saluran pernafasan tetap terbuka dan mencegah aspirasi.
Amati pasien dengan seksama.
Jangan pernah memberi cairan kepada korban yang menunjukkan tanda-tanda mengantuk atau berkurangnya kesadaran; contohnya pingsan.
Berikan air untuk menyegarkan mulut lalu berikan cairan secara perlahan-lahan sebanyak yang korban dapat minum.
Bawa korban ke rumah sakit atau dokter segera.
MATA
Jika produk ini mengaalami kontak dengan mata:
Segera buka dan tahan kelopak mata kemudian bilas mata dengan air yang mengalir selama berkali-kali.
Pastikan pemberian air secara menyeluruh dengan cara membuka kelopak mata dan juga menggerakan kelopak mata dengan cara mengangkat kelopak mata bagian bawah dan atas secara berulang-ulang
Lanjutkan pembilasan sampai disarankan untuk berhenti oleh Pusat Informasi racun atau dokter, atau setidaknya selama 15 menit.
Kirim korban ke rumah sakit dengan segera tanpa ditunda.
Pelepasan lensa kontak setelah cedera mata terjadi sebaiknya hanya dilakukan oleh personil yang ahli.
KULIT
Jika terjadi kontak dengan kulit atau rambut:
Segera bilas tubuh dan pakaian dengan air dalam jumlah besar/banyak.
Segera lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi, termasuk sepatu/alas kaki.
Basuh kulit dan rambut dengan air mengalir. Lanjutkan pembilasan dengan air sampai disarankan untuk berhenti oleh Pusat Informasi Racun atau dokter.
Kirim ke rumah sakit atau dokter.
TERHIRUP
Jika uap atau hasil pembakaran dari produk ini terhirup, pindahkan korban dari area yang terkontaminasi.
Baringkan korban. Jaga agar tetap hangat dan beristirahat.
Prostheses seperti gigi palsu, yang dapat menghalangi saluran pernafasan harus dilepaskan, jika hal ini memungkinkan, terutama untuk melakukan prosedur pertolongan pertama.
Lakukan pernafasan buatan jika korban tidak bernafas, lebih diutamakan dengan menggunakan alat bantu pernafasan, seperti demand valve resuscitator, bag valve mask device, atau pocket mask sebagaimana telah dilatih. Lakukan CPR jika diperlukan.
Bawa ke rumah sakit atau dokter.
CATATAN UNTUK DOKTER
Untuk pemaparan yang berulang dan dalam jangka pendek atau akut kepada asam kuat:
Permasalahan pada saluran pernafasan dapat dimulai dari edema laryngeal dan akibat pemaparan melalui penghirupan. Rawatlah segera dengan oksigen 100%.
Kesulitan pernapasan dapat memerlukan cricothyroidotomy jika intubasi endotracheal adalah ter-kontraindikasikan oleh bengkak berlebihan
Jalur intravena harus dibentuk dengan segera dalam semua kasus di mana ada bukti terjadi ganguan dalam peredaran.
Asam kuat menghasilkan suatu pengentalan nekrosis yang dicirikan oleh pembentukan suatu koagulat (eschar) sebagai hasil dessikasi dari asam pada protein di dalam jaringan spesifik.
PROSES PENCERNAAN:
Segera berikan larutan (air atau susu) direkomendasikan dalam 30 menit setelah proses pencernaan.
DILARANG mencoba menetralisasi asam karena reaksi eksotermik dapat memperluas luka-luka.
Hati-hati untuk menghindari muntahan lebih lanjut karena pemaparan kembali mukosa kepada asam adalah berbahaya. Batasi pemberian larutan hanya boleh 1 sampai 2 gelas untuk orang dewasa.
Arang/batu bara tidak boleh ada dalam hal manajemen asam.
Beberapa penulis menyarankan penggunaan lavage dalam 1 jam setelah proses pencernaan.
KULIT:
Luka pada kulit memerlukan irigasi larutan garam yang berlimpah.
Perlakukan luka bakar kimia seperti luka bakar lainnya dengan menggunakan kain kasa tipis yang tidak menempel.
MATA:
Luka/cedera pada mata memerlukan retraksi kelopak mata untuk memastikan irigasi secara menyeluruh pada konjuktiva cul-de-sacs. Irigasi harus berlangsung sedikitnya 20-30 menit. DILARANG menggunakan bahan penetralisasi atau zat aditif lain. Beberapa liter larutan garam mungkin diperlukan.
Tetes mata antibiotik Sikloplegik, (1% siklopentolat untuk penggunaan jangka pendek atau 5% homatropin untuk penggunaan jangka panjang), bahan/agen vasokonstriktif atau air mata tiruan mungkin diperlukan tergantung kepada tingkat keparahan dari luka.
Tetes mata Steroid hanya perlu diberikan dengan persetujuan setelah konsultasi dengan dokter mata. [Ellenhorn and Barceloux: Medical Toxicology]

Apa Bedanya Perasa Buatan dan Perasa Alami ?

Apa Bedanya Perasa Buatan dan Perasa Alami ?
Hanya ada sedikit perbedaan di komposisi kimia perasa alami dan buatan.Keduanya dibuat di laboratorium oleh profesional yang terlatih, seorang ‘ahli rasa’, yang mencampur bahan-bahan kimia yang tepat dengan proporsi yang akurat.
Seorang ahli rasa menggunakan bahan-bahan kimia alami untuk membuat perasa alami dan bahan-bahan kimia sintetis untuk membuat perasa sintetis. Tetapi, pada dasarnya, si ahli rasa harus menggunakan bahan-bahan kimia yang sama untuk formula perasa buatannya dengan bahan-bahan kimia yang ia gunakan pada saat ia membuat perasa alami. Kalau tidak, rasanya tidak akan menjadi seperti yang diinginkan.
Perbedaan antara ‘alami’ dan ‘buatan’ datang dari ‘sumber’ bahan-bahan kimia yang dipakai dalam proses pembuatan perasa ini. Ini bisa disamakan seperti menyebut apel yang dijual di hotel adalah buatan dan apel yang dijual di toko buah adalah alami.
Hal ini sering membingungkan konsumen karena banyak contoh kasus yang demikian dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, kita dapat membuat ‘zat pewarna’ berwarna biru tua dari ekstrak blueberry atau pigmen sintetis. Komposi kimia kedua zat perwarna ini sangat berbeda walaupun keduanya menghasilkan warna yang sama. Ini sama halnya seperti kaus yang terbuat dari bahan wol dan nilon. Keduanya adalah kaus, dengan komposisi kimia yang berbeda. Perbedaan seperti ini, tidak mungkin ada pada produksi perasa. Sebuah rasa tertentu hanya dapat diracik dari bahan-bahan kimia yang spesifik. Sehingga, bila anda membeli jus apel yang mengandung perasa buatan, anda akan mengkonsumsi bahan kimia yang sama seperti seandainya anda memilih untuk membeli jus apel dengan perasa natural.
Komposisi kimia perasa buatan lebih sederhana dan bahkan mungkin lebih aman karena hanya bahan-bahan kimia yang sudah lulus uji yang boleh digunakan untuk membuat makanan. Perbedaan lainnya ialah harga. Pencarian sumber perasa ‘alami’ kerap kali megharuskan produsen melewati proses yang sulit untuk memperoleh bahan kimia yang diinginkan.
Misalnya, perasa alami rasa kelapa, sangat bergantung pada bahan kimia bernama Massoya lactone. Massoya lactone dapat diperoleh dari kulit kayu pohon massoya, yang tumbuh di Malaysia. Untuk mendapatkan Massoya lactone, pohon massoya tersebut harus ditebang karena produsen harus menguliti batang pohon dan melakukan proses ekstraksi untuk mendapatkan senyawa lactone-nya, proses yang tentu saja memakan banyak biaya. Perasa alami seperti ini memiliki komposisi yang identik dengan perasa buatan yang lahir di laboratorium seorang ahli kimia organik, namun jauh lebih mahal daripada alternatif sintetisnya. Konsumen pun, pada akhirnya harus membayar mahal untuk perasa alami yang kualitasnya tidak lebih baik, tidak lebih aman dan tidak lebih murah daripada perasa buatan. (SI)

Bahan Kimia Disekitar Kita

Bahan kimia untuk pertanian :
1. Pupuk ZA (Zwavelzuur Amonia)--> (NH4)2SO4
2. Urea --> CO(NH2)2
3. Pupuk Amofos --> NH2H2PO4
4. Pupuk ZK (Zwavelzuurkali)--> K2SO4
5. Pupuk DS (Double Superfosfat) --> Ca(H2PO4)2

Bahan kimia untuk industri :1. PVC(Polyvinyl Chloride) --> bahan pembuat pipa pralon
2. Propanon (aseton) --> dibuat untuk menjadi 'perspex' (poli(metil-2-metil propenoat) digunakan untuk komponen mobil dan gigi palsu.
3. Polimer dari formaldehida yang disebut 'polimentanal' merupakan plastik yang sangat kuat sehingga digunakan untuk komponen mesin.
4. Asam etanoat (CH3COOH) digunakan sebagai pelarut, bahan dasar pembuatan selulosa asetat, pelarut timbal putih untuk cat, plastik, dan bahan obat.
5. Formaldehida (metanal) digunakan sebagai bahan utama pembuatan resin sintesis.

Bahan kimia untuk kesehatan :1. CHCl3 (kloroform) banyak digunakan sebagai obat bius.
2. Etanol (C2H5OH) digunakan sebagai antiseptik dan biasa digunakan oleh para ahli kesehatan setelah penyuntikan supaya tidak terkena infeksi.
3.Aspirin ato senyawa asam asetil salisilat digunakan sebagai obat sakit kepala.
4. senyawa fenol digunakan sebagai disinfektan pada peralatan kedokteran
5. Pengobatan kanker dengan menggunakan unsur radioaktif. Salah satu unsur yang digunakan adalah kobalt-61.

Kamis, April 23, 2009

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MENGUBAH PARADIGMA MENGAJAR

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MENGUBAH PARADIGMA MENGAJAR
BAB I
PENDAHULUAN

Pada akhir tahun 2006 dan sampai pertengahan tahun 2007, sebagian besar satuan pendidikan sibuk dengan pekerjaan besar, yaitu menyusun kurikulumnya sendiri yang sering disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan semangat otonomi dan desentralisasi, KTSP memberi keleluasaan sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri. KTSP sebenarnya positif, sebab sekolah diberi otonomi untuk berdiskusi terkait dengan standar Kompetensi yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Hanya saja, sebagian besar guru belum terbiasa untuk mengembangkan model-model kurikulum. Selama ini mereka diperintah untuk melaksanakan kewajiban yang sudah baku, yakni kurikulum yang dibuat dari "pusat". Penerapan KTSP tersebut berimplikasi pada bertambahnya beban bagi guru. Penerapan KTSP mengandaikan guru bisa membuat kurikulum untuk tiap mata pelajaran, padahal, selama ini guru sudah terbiasa mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
Pemberdayaan guru dalam KTSP ini akan lebih baik, karena guru harus memikirkan perencanaan penyampaian materinya. Penerapan KTSP memberikan peluang bagi setiap sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, dan untuk itu tiap guru yang akan mengajar di kelas dituntut memiliki kemampuan menyusun kurikulum yang tepat bagi peserta didiknya.
Banyak hasil yang diperoleh dari kegiatan penyusunan KTSP tersebut, tidak saja berupa silabus dan rencana pembelajaran serta keterampilan menerapkannya, tetapi juga memberi pengalaman baru bagi guru tentang bagaimana berpikir tentang masa depan pendidikan bagi peserta didiknya. Bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut akan digunakan guru dalam mengimplementasikan KTSP. Dari sekian macam kegiatan yang dilakukan, guru masih meragukan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan KTSP antara lain tentang waktu yang diperlukan peserta didik untuk "tuntas" pada kompetensi dasar tertentu. Hal itu disebabkan adanya kebiasaan guru yang biasanya selesai diterangkan selama 15 menit, tetapi dengan sistem pembelajaran pada KTSP, guru seolah menjadi repot dan misalnya butuh waktu lama. Ini berarti bahwa guru masih merasa bahwa cara-cara yang dilakukan dalam mengajar selama ini diangggap sudah baik dan guru sudah "hafal" dengan cara-cara tersebut. Apalagi dengan bertambahnya tugas guru dalam melakukan penilaian terhadap peserta didiknya, karena peserta didik harus dinilai tidak hanya aspek kognitifnya tetapi juga aspek afektif dan psikomotornya Padahal, dengan cara-cara seperti yang dilakukannya bertahun-tahun, hasil atau mutu pendidikan kita sekarang dianggap masih rendah dan peserta didik kita masih belum dapat bersaing dengan negara lain.

BAB II
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. Keunggulan Dan Kelemahan KTSP
KTSP yang juga. merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan konsep ini, meski bukan format satu-satunya untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan, namun secara umum, KTSP bisa 'diandalkan' menjadi patokan menghadapi tantangan masa depan dengan pembekalan keterampilan pada peserta didik. Keunggulan lain, KTSP memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah ,setempat, karena keterampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan peserta didik. Di samping itu juga adanya penghargaan bagi pribadi peserta didik. Peserta didik yang mampu menyerap materi dengan cepat akan diberi tambahan materi sebagai pengayaan, dan peserta didik yang kurang akan ditangani oleh guru dengan penuh kesabaran dengan mengulang materinya atau memberi remedial. Peserta didik juga diajak bicara, diskusi, wawancara dan membahas masalah-masalah yang kontekstual, yang dalam kenyataannya memang diperlukan sehingga peserta didik menjadi lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Peserta. didik tidak hanya dituntut untuk menghafal namun yang lebih penting sudah adalah belajar proses sehingga men dorong peserta didik untuk meneliti dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kesulitan yang mungkin saja timbul dari pelaksanaan KTSP ini adalah diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dalam membina perkembangan peserta didiknya, terutama peserta didik yang berkemampuan di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru, menyebabkan mereka kurang berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Belum lagi mengingat kualitas guru yang kurang merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk membuat. kurikulum sendiri.
Kendala lain, KTSP menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran berbasis kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Di samping masalah fasilitas pendidikan di sekolah yang masih sangat minim. Padahal konsep ini lebih menitikberatkan pada praktek di lapangan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dibanding teori semata. Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena ketidakpahaman ini mereka kembali kepada pola assessment lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang cognitive-based semata. Tidak adanya model sekolah yang bisa dijadikan sebagai rujukan membuat para guru tidak mampu melakukan perubahan, apalagi lompatan, dalam proses peningkatan kegiatan belajar mengararnya.
Berkenaan dengan tidak adanya target materi dalam KTSP, di satu pihak KTSP menekankan kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus diperhatikan oleh guru, di pihak lain materi meskipun tidak diprioritaskan tetapi akhirnya harus diselesaikan juga. Dengan demikian guru harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar tidak dapat dipastikan keberhasilannya. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik yang dibinanya, yang berujung pada penolakan kebijakan pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) sebagai dasar penentuan kelulusan peserta didiknya.

B. Guru Sebagai Fasilitator Dalam Membantu Peserta Didik Membangun Pengetahuan
Salah satu ciri pembelajaran efektif adalah mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (Dit-PLP, 2003). Ciri inilah yang dikembangkan dalam pembelajaran KTSP dan berkaitan dengan filsafat konstruktivisme.
Tugas penting guru pada pendidikan formal di sekolah di antaranya adalah membantu peserta didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu, terutama memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian konstruktivisme, pengetahuan itu merupakan "proses menjadi", yang pelan-pelan menjadi lebih lengkap dan benar. Pengetahuan itu dapat dibentuk secara pribadi dan peserta didik itu sendiri yang membentuknya.
Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator atau moderator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya. Guru juga mengevaluasi apakah gagasan peserta didik itu sesuai dengan gagasan para ahli atau tidak. Sedangkan tugas peserta didik aktif belajar, mencerna, dan memodifikasi gagasan sebelumnya. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran peserta didik aktif dan kritis. Peserta didik tidak kosong, tetapi sudah ada pengertian awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang. Maka modelnya adalah model dialogis, model mencari bersama antara guru dan peserta didik. Peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya, dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang tepat, dapat mengungkapkan jalan pikirannya yang lain dari guru. Guru tidak menjadi diktator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, tetapi lebih demokratis. Dalam KTSP, pendidikan yang benar harus membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi, dan berkembang.
Implementasi KTSP sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru, mulai dari rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Hal ini berkaitan adanya pergeseran peran guru yang semula lebih sebagai instruktor atau selalu memberi instruksi dan kini menjadi fasilitator pembelajaran. Guru dapat melakukan upaya-upaya kreatif serta inovatif dalam bentuk penelitian tindakan terhadap berbagai teknik atau model pengelolaan pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang kompeten.

C. Perlunya Perubahan Paradigma Mengajar
Dengan KTSP, guru mengajar supaya peserta didik memahami yang diajarkan dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahamannya baik untuk memahami alami lingkungan sekitar maupun untuk solusi atau pemecahan masalah sehari-hari. Kegiatan mengajar bukan sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian. Akan tetapi, kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menumbuhkan sejumlah sikap positif yang direfleksikan peserta didik melalui cara berpikir dan cara bertindak atau berperilaku sebagai dampak hasil belajamya. Oleh karena itu cara guru mengajar perlu diubah. Ditinjau dari esensi proses pembelajarannya, perlu adanya pengubahan paradigma "mengajar" (teaching) menjadi "membelajarkan" (learning how to learn) sehingga proses belajarnya cenderung dinamis dan bersifat praktis dan analitis dalam dua dimensi yaitu: pengembangan proses eksplorasi dan proses kreativitas. Proses eksplorasi menjadi titik pijak untuk menggali pengalaman dan penghayatan khas peserta didik, bukan dari pihak luar, bukan dari apa yang dimaui orang tua, guru, maupun masyarakat bahkan pemerintah sekalipun. Dari proses tersebut dikembangkan prakarsa untuk bereksperimen-kreatif, berimajinasi-kreatif dengan metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melatih inisiatif berpikir, mentradisikan aktivitas kreatif, mengembangkan kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmatan bekerjasama, memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan nyata. Karena itu, dalam proses pembelajaran seharusnya tampak dalam bentuk kegiatan prakarsa bebas (independent study), komunikasi dialogis antar peserta didik maupun antara peserta didik dan guru, spontanitas kreatif, yang kadang-kadang terkesan kurang tertib menurut pandangan pendidikan. Guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya pengetahuannya. Untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesuai untuk digunakan ketika akan menerapkan KTSP.
Dalam pendidikan matematika, Marpaung (2003) menyatakan perlunya melakukan perubahan/ pergeseran paradigma dari paradigma mengajar ke paradigma belajar. Lebih lanjut Marpaung memerinci karakteristik paradigma belajar, yaitu: peserta didik aktif guru aktif, pengetahuan dikonstruksi, menekankan proses dan produk, pembelajaran luwes dan menyenangkan, sinergi pikiran dan tubuh, berorientasi pada peserta didik, asesmen bersifat realistik, dan kemampuan sebagai suatu penguasaan hubungan antar pengetahuan yang tersusun dalam suatu jaringan. Untuk itu dituntut komitmen guru untuk berubah, bersikap sabar, bersikap positif, ramah dan memiliki kompetensi tinggi. Bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru tidak hanya berupa penilaian "tradisional" yaitu hanya melakukan kegiatan ulangan harian tetapi perlu dikembangkan penilaian "alternatif", antara lain adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis. Sebagai penjabarannya antara lain, portofolio; merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan peserta didik dalam konteks belajar dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memperoleh kesempatan luas untuk berkembang serta merekapun termotivasi. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses peserta didik sebagai pembelajaran aktif. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk melakukan survei mengenai jenis-jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.
Tugas kelompok, dalam pembelajaran kontekstual berbentuk pengerjaan proyek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing peserta didik. Isi dari proyek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. Sebagai contoh, peserta didik diminta membentuk kelompok projek untuk menyelidiki penyebab pencemaran sungai di lingkungan peserta didik.
Demonstrasi, peserta didik diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai. Demonstrasi ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Di dalam kelas antara lain dapat dilakukan dalam kegiatan laboratorium IPA, di lapangan olahraga untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Di luar kelas antara lain peserta didik diminta membentuk kelompok untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam pertunjukan, para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukan peserta didik.

BAB III
PENUTUP

Guru adalah komponen pokok dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu suksesnya pelaksanaan KTSP sangat tergantung pada sikap guru alam mengajar. Kurikulum yang selama ini dibuat dari pusat menyebabkan kreativitas guru kurang terpupuk, tetapi dengan KTSP, kreativitas guru bisa berkembang. Menggunakan paradigma lama dalam mengajar untuk menghadapi tantangan baru dan situasi baru jelas kurang efektif. Agar kualitas pendidikan kita meningkat, guru perlu melakukan introspeksi dan mau mengubah paradigma mengajar, cara berpikir serta mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan paradigma belajar. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran sudah sekian lama menggunakan metode lama, ia menjadi sumber belajar utama. Paradigma mengajar tersebut itu harus diubah dengan menggiatkan peserta didik agar dapat mencapai komepetensinya melalui penguasaan materi ajar.

JUDUL-JUDUL PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

1. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR - 04
2. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETENSI – 03
3. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI PENERAPAN HUKUMAN - 01
4. PROP. PENELITIAN UPAYA MEMINIMALKAN MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK BAGI SISWA KELAS IV SD - 03
5. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SI SD DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04
6. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALLUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANAGIRI KAB. KULON PROGO YK - 04
7. PROP. PENELITIAN PENINGKATAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SD NEGERI PRAWIROTAMAN - 01
8. PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN
9. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002 – 01
10. KARYA TULIS PENDIDIKAN MENYAMBUT KBK - 03
11. USULAN PENELITIAN PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN FISIKA PADA SEKOLAH SLTP MELALUI OPTIMALISASI KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI IMPLEMENTASI KBK - 03
12. LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS DI SDN KOKAP PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG - 01
13. PERKEMBANGAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN - 03
14. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SEJATI SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN - 01
15. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN BERTANYA SISWA SD DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA - 01
16. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01
17. PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
18. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGAKTIFKAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENDEKATAN RANI - 04
19. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SDN I MADUKARA - 03
20. PROP. PENELITIAN PERANAN PENGUATAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA - 02
21. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PAKEM KELAS IV SDN SORONALAN I TH AJARAN 2003/2004 - 04
22. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE CERAMAH BERVARIASI SISWA KELAS V CAWU I DI SDN 2 KARANGTURI MREBET PURBALINGGA – 04
23. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF – 01
24. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY - 03
25. LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN PERANAN MEDIA DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DI KELAS RENDAH - 01
26. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENUMBUHKAN BAKAT DAN KREATIVITAS SISWAKELAS IV SDN WANADADI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING - 03
27. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LABORATORY – 04
28. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT - 03
29. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF – 01
30. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONSESIA SD DENGAN MENGEFEKTIFKAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI – 04
31. USULAN PENELITIAN TINDAK KELAS PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKN. MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOPOLIO DI KELAS 11 – a SLTPN 12 BANDUNG -03
32. PRPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING – 04
33. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALU PENDEKATAN INKUIRI – 04
34. PROPOSAL PENELITIAN UPAYA MENINGKATAKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME - 04
35. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI -04
36. PROPOSAL UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES – 01
37. PROPOSAL PENELITIAN TINDAK KELAS UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING DI SD UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK -04
38. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA - 01
39. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN (BERBICARA) MELALUI METODE SOSIODRAMA - 03
40. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA MELALUI PENGINTEGRASIAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA - 03
41. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01
42. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR - 01
43. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV - 01
44. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SDN I BANDINGAN - 03
45. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING - 04
46. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANIGIRI KAB. KULON PROGO YK - 04
47. PROP. PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUJOKUSUMAN III YK - 01
48. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA MELALUI OPTIMALISASI PERPADUAN HANDS-ON DAN MINDS-ON MENGGUNAKAN KIT IPA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN GUMIWANG - 03
49. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA KELAS III MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DI SDN KARANGKOBAR I - 03
50. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN (STM) SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT - 03
51. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETISI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD – 01
52. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR - 01
53. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN METODE INKUIRI DAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD - 03
54. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI KELAS IV SDN I BABADAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOSTRUKTIVISME - 03
55. KOSONG
56. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01
57. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPNGARUHI MINAT SISWA KELAS I SMK PIRI I YK DALAM PEMILIHAN PROGRAM KEAHLIAN - 05
58. PERANAN MOTIVASI GURU DALAM PENGGUNAAN ALAT OLAHRAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI SD KEPUNDUNG - 01
59. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01
60. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002 – 01
61. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF - 04
62. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN TERPADU SISWA KELAS II-B SDN WONOLELO I TH 2003/2004 - 04
63. PROP. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SANGKARAYU MBREBET PURBALINGGA JATENG - 03
64. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISPLINAN KELAS - 03
65. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PPKN DENGAN KBK PADA SISWA KELAS IV SDN JATI II KEC. SAWANGAN KAB. MAGELANG TH 2003/2004 - 04
66. PROP. UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES - 01
67. PROP. KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV - 01
68. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA - 01
69. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN (ALAT PERAGA) - 01
70. KOSONG
71. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV SDN KUTAYASA I DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DISKOVERI-INKUIRI - 04
72. PROP. PENELITIAN UPAYA KEAKTIFAN SISWA BELAJAR IPA KELAS IV SD PESANGKALAN II MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04
73. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PENGAJARAN DI SD GONDANGSARI IV KELAS IV - 04
74. PROP. PENELITIAN MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR - 01
75. LAPORAN HASIL OBSERVASI PENATAAN KELAS DI TK ABA GODONGKUNING BANGUNTAPAN - 02
76. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUCANG 02 BANJARNEGARAMELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI - 04
77. PEMBELAJARAN BAHASA TERPADAU DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBSA SISWA SD DI KELAS 2 SDN WANOLELO I SAWANGAN MAGELANG - 03
78. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SDN BONGKOT - 05
79. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN - 05
80. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM TEACHING - 05
81. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBERIAN PENGUATAN - 05
82. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN DAYA KREATIVITAS PADA ANAK SD MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS - 05
83. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS LANJUT MELALUI MEDIA GAMBAR - 05
84. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM
85. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PKPS DI KELAS V SDN GODONGKIWO - 06
86. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KEDUNG POMAHAN DESA KEDUNG POMAHAN KEC. KEMIRI KAB. PURWOREJO – 06
87. UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP PELAJARAN PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT – 05
88. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM TEACHING - 06
89. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KENAKALAN ANAK YANG MENCARI PERHATIAN DI KELAS II SDN NGUPASAN PURWOREJO DENGAN BIMBINGAN MORAL - 05
90. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KRAKITAN III KEC. BAYAT KAB. KLATEN – 06
91. MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PRAPEMBELAJARAN - 06
92. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DI SD PLIPIR PURWOREJO - 05
93. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING - 04
94. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN JATIMULYO KEBUMEN – 04
95. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04
96. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBAHASA LISAN SISWA KELAS V SD MI MAARIF AMBARKETAWANG MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TH PELAJARAN 2004/2005 - 04
97. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI CARA REPETITIF ATAU PENGULANGAN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA – 03/04
98. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KEBERWACANAAN MELALUI EFEKTIVITAS SASTRA SISWA KELAS III SD - 03
99. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS II SDN I KEMANGKON - 03
100. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS VI DENGAN SISTEM CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) - 03
101. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS SISWA DI KELAS V SD MELALUI PEMBELAJARAN HOLISTIK - 03
102. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN PENGUATAN DI SDN I GRANTUNG - 03
103. PROP. PENELITIAN UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SDN BAPANGSARI PURWOREJO - 04

BAHAYA ORANG YANG ENGGAN MELUNASI HUTANG

Bahaya Orang yang Enggan Melunasi Hutangnya
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Risalah kali ini adalah lanjutan dari risalah sebelumnya. Pada risalah sebelumnya, kami telah menjelaskan mengenai keutamaan orang yang memberi pinjaman, keutamaan memberi tenggang waktu pelunasan dan keutamaan orang yang membebaskan sebagian atau keseluruhan hutangnya. Pada risalah kali ini agar terjadi keseimbangan pembahasan, kami akan menjelaskan beberapa hal mengenai bahaya orang yang enggan melunasi hutangnya. Semoga bermanfaat.

Keutamaan Orang yang Terbebas dari Hutang
Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِىءٌ مِنْ ثَلاَثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنَ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”
Mati Dalam Keadaan Masih Membawa Hutang, Kebaikannya Sebagai Ganti
Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”
Itulah keadaan orang yang mati dalam keadaan masih membawa hutang dan belum juga dilunasi, maka untuk membayarnya akan diambil dari pahala kebaikannya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat karena di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi hutang tersebut.
Urusan Orang yang Berhutang Masih Menggantung
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)
Al ‘Iroqiy mengatakan, “Urusannya masih menggantung, tidak ada hukuman baginya yaitu tidak bisa ditentukan apakah dia selamat ataukah binasa, sampai dilihat bahwa hutangnya tersebut lunas atau tidak.” (Tuhfatul Ahwadzi, 3/142)
Orang yang Berniat Tidak Mau Melunasi Hutang Akan Dihukumi Sebagai Pencuri
Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا
“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)
Al Munawi mengatakan, “Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.” (Faidul Qodir, 3/181)
Ibnu Majah membawakan hadits di atas pada Bab “Barangsiapa berhutang dan berniat tidak ingin melunasinya.”
Ibnu Majah juga membawakan riwayat lainnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ
“Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dengan niat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya.” (HR. Bukhari no. 18 dan Ibnu Majah no. 2411). Di antara maksud hadits ini adalah barangsiapa yang mengambil harta manusia melalui jalan hutang, lalu dia berniat tidak ingin mengembalikan hutang tersebut, maka Allah pun akan menghancurkannya. Ya Allah, lindungilah kami dari banyak berhutang dan enggan untuk melunasinya.
Masih Ada Hutang, Enggan Disholati
Dari Salamah bin Al Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
Kami duduk di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu didatangkanlah satu jenazah. Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau mengatakan, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Lantas mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyolati jenazah tersebut.
Kemudian didatangkanlah jenazah lainnya. Lalu para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah shalatkanlah dia!” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Iya.” Lalu beliau mengatakan, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Lantas mereka (para sahabat) menjawab, “Ada, sebanyak 3 dinar.” Lalu beliau mensholati jenazah tersebut.
Kemudian didatangkan lagi jenazah ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada tiga dinar.” Beliau berkata, “Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang menanggung hutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari no. 2289)
Dosa Hutang Tidak Akan Terampuni Walaupun Mati Syahid
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Oleh karena itu, seseorang hendaknya berpikir: “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?” Karena ingatlah hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Sering Berlindung dari Berhutang Ketika Shalat
Bukhari membawakan dalam kitab shohihnya pada Bab “Siapa yang berlindung dari hutang”. Lalu beliau rahimahullah membawakan hadits dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ » .
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397)
Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal ini adalah do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta.” (Syarh Ibnu Baththol, 12/37)
Adapun hutang yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung darinya adalah tiga bentuk hutang:
1. Hutang yang dibelanjakan untuk hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dia tidak memiliki jalan keluar untuk melunasi hutang tersebut.
2. Berhutang bukan pada hal yang terlarang, namun dia tidak memiliki cara untuk melunasinya. Orang seperti ini sama saja menghancurkan harta saudaranya.
3. Berhutang namun dia berniat tidak akan melunasinya. Orang seperti ini berarti telah bermaksiat kepada Rabbnya. Orang-orang semacam inilah yang apabila berhutang lalu berjanji ingin melunasinya, namun dia mengingkari janji tersebut. Dan orang-orang semacam inilah yang ketika berkata akan berdusta. (Syarh Ibnu Baththol, 12/38)
Itulah sikap jelek orang yang berhutang sering berbohong dan berdusta. Semoga kita dijauhkan dari sikap jelek ini.
Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika shalat? Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.”
Inilah do’a yang seharusnya kita amalkan agar terlindung dari hutang: ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).
Berbahagialah Orang yang Berniat Melunasi Hutangnya
Ibnu Majah dalam sunannya membawakan dalam Bab “Siapa saja yang memiliki hutang dan dia berniat melunasinya.” Lalu beliau membawakan hadits dari Ummul Mukminin Maimunah.
كَانَتْ تَدَّانُ دَيْنًا فَقَالَ لَهَا بَعْضُ أَهْلِهَا لاَ تَفْعَلِى وَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهَا قَالَتْ بَلَى إِنِّى سَمِعْتُ نَبِيِّى وَخَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا ».
Dulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia.” (HR. Ibnu Majah no. 2399. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih kecuali kalimat fid dunya -di dunia-)
Dari hadits ini ada pelajaran yang sangat berharga yaitu boleh saja kita berhutang, namun harus berniat untuk mengembalikannya. Perhatikanlah perkataan Maimunah di atas.
Juga terdapat hadits dari ‘Abdullah bin Ja’far, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ
“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar hutang. Ketika dia mampu, dia langsung melunasinya atau melunasi sebagiannya jika dia tidak mampu melunasi seluruhnya. Sikap seperti inilah yang akan menimbulkan hubungan baik antara orang yang berhutang dan yang memberi hutangan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً
“Sesungguhnya yang paling di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari no. 2393)
Ya Allah, lindungilah kami dari berbuat dosa dan beratnya hutang, mudahkanlah kami untuk melunasinya.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Kami ucapkan jazakumullah khoiron kepada guru kami Al Ustadz Aris Munandar yang telah mengoreksi ulang tulisan ini. Semoga Allah selalu memberkahi ilmu dan umur beliau.
Yogyakarta, 6 Shofar 1430 H
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

PEDOMAN PENYUSUAN KARYA TULIS ILMIAH, SKRIPSI, DAN LAPORAN AKHIR

Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Tugas Akhir dan Skripsi

ALPHIAN SAHRUDDIN
064 704 222

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar
2007

KATA PENGANTAR

Setiap lulusan PRODI PDSD FIP UNM Makassar dituntut mampu menulis karangan ilmiah secara benar. Tugas Akhir atau Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan memperoleh derajat kesarjanaan pada PRODI PDSD FIP UNM Makassar. Untuk memperoleh keseragaman dalam penulisan, maka adanya Petujuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tugas Akhir atau Skripsi sangat diperlukan. Dalam buku ini disajikan garis-garis besar cara penulisan usulan penulisan dan tugas akhir atau skripsi. Di samping itu juga diberikan tata cara penulisan dan penyusunan. Isi buku ini dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu:
1. Petunjuk Umum;
2. Usulan Penelitian;
3. Tata Cara Penyusunan;
4. Tata Cara Penulisan;
5. Lampiran yang memuat contoh-contoh.
Penyusunan buku ini memerlukan waktu dan pemikiran yang mendalam untuk dapat memberikan isi yang bersifat umum, dan dapat dipakai untuk berbagai tema dalam bidang informatika. Kritik dan saran masih sangat kami perlukan untuk perbaikan buku ini. Mudah-mudahan terbitnya buku ini dapat memberikan manfaat seperti apa yang diharapkan.

Pare-Pare, 23 Februari 2007
Penyusun,


Alphian Sahruddin.

BAB I
PETUNJUK UMUM

A. Persyaratatan Tugas Akhir dan Skripsi
Persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk dapat melaksanakan tugas akhir untuk jenjang Diploma 2 atau skripsi untuk jenjang Strata 1 dapat ditanyakan kepada masing-masing jurusan. Persyaratan ini pada dasaranya meliputi jumlah SKS dan Indeks Prestasi yang telah berhasil dicapai oleh mahasiswa. Para mahasiswa yang telah mengumpulkan jumlah sks yang diperlukan, dapat memenuhi persyaratan indeks prestasi yang telah ditetapkan jurusan dan berminat menempuh penyelesaian tugas akhir atau skripsi, dapat segera mempersiapkan judul penelitian untuk selanjutnya diusulkan kepada jurusan D2 atau S1 PRODI PDSD FIP UNM Makassar.

B. Pengajuan Usulan Tugas Akhir dan Skripsi
Usulan untuk menempuh tugas akhir atau skripsi diajukan kepada ketua jurusan dengan menyerahkan proposal (usulan) penelitian untuk selanjutnya akan ditentukan dosen pembimbing tugas akhir atau skripsi oleh jurusan sesuai dengan tema penelitian yang diajukan. Usulan tugas akhir atau skripsi memuat judul tugas akhir atau skripsi dan ringkasan permasalahan yang akan dipelajari. Khusus untuk program Diploma 2, usulan diajukan oleh kelompok dengan jumlah anggota maksimal 4 (empat) orang.

C. Pelaksanaan Tugas Akhir dan Skripsi
Mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir atau skripsi diwajibkan melaksanakan kegiatan tersebut secara sungguh-sungguh dibawah bimbingan dosen pembimbing. Mahasiswa wajib melaporkan secara rutin setiap perkembangan dari pelaksanaan tugas akhir atau skripsi kepada dosen pembimbing. Perpanjangan pelaksanaan tugas akhir atau skripsi melebihi dua semester hanya dapat dipertimbangkan apabila mahasiswa yang bersangkutan sudah menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada akhir penyelesaian kegiatan penelitian, mahasiswa menyusun hasil-hasil penelitiannya menjadi karya tulis ilmiah berbentuk tugas akhir atau skripsi dengan berpedoman pada pembakuan sistematika yang dijelaskan di bab III Tata Cara Penyusunan dan kemudian menggandakannya menurut pembakuan format yang dijelaskan di bab IV Tata Cara Penulisan. Apabila hasil penyusunan dan penulisan telah mendapatkan persetujuan dosen pembimbing, mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menempuh ujian tugas akhir atau skripsi.

D. Ujian Tugas Akhir dan Skripsi
Apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi, mahasiswa mengajukan usulan untuk menempuh ujian tugas akhir atau skripsi kepada ketua jurusan dengan mengisi formulir yang disediakan dan menyerahkan sejumlah eksemplar naskah yang telah ditandatangani oleh dosen pembimbing. Ketua jurusan menyusun tim penguji yang terdiri dari para dosen penguji, menetapkan jadwal ujian, dan tempat ujian. Ujian dilaksanakan dengan didahului oleh penyajian ringkasan tugas akhir atau skripsi dan dilanjutkan dengan pertanyaanpertanyaan oleh dosen penguji dalam waktu kurang lebih 1 (satu) jam. Hasil ujian dinilai oleh tim penguji dalam dua aspek; pertama derdasarkan bahasa, tata -tulis, sistematika dan kualitas akademik tugas akhir atau skripsi dan kedua berdasarkan penguasaan materi dan penampilan mahasiswa selama ujian tugas akhir atau skripsi. Mahasiswa dapat melakukan ujian ulang apabila dinyatakan tidak lulus (nilai D) sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali setelah ujian yang pertama. Dan apabila pada ujian ke tiga mahasiswa masih dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa yang bersangkutan diwajibkan untuk mengganti tugas akhir atau skripsi dan mengajukan kembali usulan penelitian kepada ketua jurusan.

E. Penyelesaian Tugas Akhir dan Skripsi
Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus diwajibkan melaksanakan pengetikan akhir naskah tugas akhir atau skripsi dan menggandakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, setelah mendapatkan pengesahan dari dosen penguji, dosen pembimbing dan ketua PRODI PDSD FIP UNM Makassar.
BAB II
USULAN PENELITIAN
Usulan Penelitian (Research Proposal) merupakan rencana penelitian mahasiswa yang hasilnya disusun dalam bentuk tugas akhir atau skripsi mahasiwa sebelum memperoleh gelar kesarjanaan di PRODI PDSD FIP UNM Makassar. Usulan penelitian terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu: halaman judul, halaman persetujuan dosen pembibing, dan isi.
A. Halaman Judul
Halaman judul memuat: judul usulan penelitian, jenis usulan, lambang UNM, nama dan nomor pokok mahasiswa, institusi yang dituju dan waktu pengajuan
1. Judul dibuat sesingkat-singkatnya, jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti dan tidak membuka peluang penafsiran ganda.
2. Jenis usulan adalah Proposal Penelitian
3. Lambang UNM adalah lambang yang resmi digunkaan untuk laporan karya ilmiah
4. Nama dan nomor induk mahasiswa diletakkan ditengah halaman judul tanpa disertai garis bawah, nama tidak boleh disingkat dan derajat kesarjanaan tidak boleh disertakan. Nomor induk mahasiswa ditempatkan dibawah nama mahasiswa.
5. Institusi yang dituju adalah Universitas Negeri Makassar.
6. Waktu pengajuan ditulis lengkap bulan dan tahun pengajuan usulan penelitian

B. Halaman Persetujuan Usulan Penelitian
Pada halaman ini memuat judul penelitian dan tandatangan dosen pembibing tugas akhir atau skripsi.

C. Isi
Isi usulan penelitian terdiri dari : judul usulan penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, rencana kegiatan, sistematika penulisan laporan dan daftar pustaka.
1. Judul Usulan Penelitian
Judul usulan penelitian ditulis lagi dalam isi usulan penelitian, sama seperti dalam halaman judul.
2. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat uraian secara jelas timbulnya masalah yang memerlukan pemecahan dengan didukung oleh logika-logika dan teori-teori yang mendasari timbulnya gagasan pemecahan/pembahasan masalah. Dengan mengemukakan latar belakang masalah akan mempermudah
rumusan masalah.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian yang akan diajukan hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya yang tegas dan jelas, untuk menambah ketajaman masalah.
4. Batasan Masalah
Masalah yang akan dicari pemecahannya harus terbatas ruang lingkupnya agar pembahasannya dapat lebih terperinci dan dapat dimungkinkan pengambilan keputusan definitife.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Maksud-maksud yang terkandung di dalam kegiatan tersebut baik maksud utama maupun tambahan, harus dikemukakan dengan jelas.
6. Manfaat Penelitian
Setiap hasil penelitian pada prisipnya harus berguna sebagai penunjuk praktek pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek yang diteliti dan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pengembangan negara pada umumnya.
7. Sistematika Penulisan
Berisi sistematika penulisan tugas akhir atau skripsi yang memuat uraian secara garis besar isi tugas akhir atau skripsi untuk tiap-tiap bab.
8. Daftar Pustaka
Bahan-bahan yang merupakan referensi/litelatur atas penelitian yang dilakukan hendaknya dikemukakan secara jelas, daftar pustaka tersebut disusun denga aturan penulisan daftar pustaka seperti lazimnya digunakan dalam penulisan skripsi.
9. Rencana Kegiatan
Hendaknya dikemukakan jenis-jenis kegiatan yang direncanakan beserta jadwal waktunya (mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengelolaan data sampai dengan penyusunan laporan)




BAB III
TATA CARA PENYUSUNAN

Laporan hasil penelitian ditulis dalam bentuk tugas akhir atau skripsi, terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu : bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
A. Bagian Awal
Bagian awal memuat halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan dosen pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar table, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, arti lambang dan singkatan, dan intisari.
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan memuat antara lain judul tugas akhir atau skripsi, jenis laporan, lambang UNM Makassar, nama dan nomor penulis/penyusun, nama perguruan tinggi dan tahun dipertahankan.
a. Judul Tugas Akhir atau Skripsi
Judul tugas akhir atau skripsi hendaknya singkat dan jelas menunjukkan masalah penelitian, diketik dengan huruf besar (kapital) dan tidak boleh disingkat, format ketikan harus dalam bentuk piramida terbalik (huruf V)
b. Jenis Laporan
Jenis laporan adalah “tugas akhir” atau“skripsi”.
c. Lambang Universitas Negeri Makassar
Lambang UNM berbentuk bundar dengan diameter sekitar 5,5 cm
d. Nama Penyusun/Penulis
Nama penyusun/penulis harus ditulis lengkap dan tidak boleh disingkat, dibawah nama dicantumkan nomor induk mahasiswa penyusun/penulis
e. Nama Perguruan Tinggi
Nama Perguruan Tinggi ditulis
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2009


f. Tahun dipertahankan
Tahun dipertahankan adalah tahun pada saat skripsi dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan lulus.
2. Halaman Judul
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul depan, diketik di atas kertas putih, dengan tambahan beberapa hal, yaitu: Di atas lambang ditulis penjelasan penjelasan bahwa maksud tugas akhir atau skripsi yaitu sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana D3/S1 pada PRODI PDSD FIP UNM Makassar.
3. Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing
Pada halaman ini memuat judul penelitian dan tandatangan dosen pembimbing skripsi.
4. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat, tanggal, bulan dan tahun tugas akhir atau skripsi dipertahankan di depan dewan penguji, tandatangan Ketua PRODI PDSD FIP UNM Makassar dan tandatangan dari dewan-dewan penguji tugas akhir atau skripsi.
5. Halaman Motto dan Persembahan (bila ada)
Motto merupakan semboyan yang brupa kalimat pendek yang mengetengahkan pandangan hidup penulis dan persembahan berisi kepada siapa skripsi dipersembahkan dan merupakan kata hati terutama hasrat pengabdian yang hendak disampaikan oleh penulis.
6. Halaman Kata Pengantar
Kata pengantar sebaiknya dibuat ringkas dalam satu atau dua halaman. Fungsi utama kata pengantar adalah mengantarkan pembaca pada masalah yang akan dicari jawabannya dan kekhususankekhususan tertentu dari tugas akhir atau skripsi. Dilanjutkan dengan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi. Dalam memberikan ucapan terimakasih harus memuat : nama, jabatan, dan jasa yang telah diberikan dalam penyusunan tugas akhir atau skripsi.
7. Halaman Daftar Isi
Daftar isi memuat gambaran menyeluruh tentang isi tugas akhir atau skripsi secara garis besar dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin melihat secara langsung suatu pokok bahasan. Bab-bab dapat dibagi menjadi sub bab, sub bab dapat dibagi sub-sub bab dan seterusnya. Dalam daftar isi harus dicantumkan halaman, dengan ketentuan halaman pada bagian awal dengan angka romawi kecil pada bagian pokok dan akhir dengan angka arab.
8. Halaman Daftar Table (bila diperlukan)
Bila skripsi banyak terdapat table, maka perlu dibuat daftar table secara berurutan sesuai judul table untuk seluruh tugas akhir atau skripsi dan disertai halamannya . Tabel-tabel diberi nomor urut dengan angka arab. Nomor table didahului dengan nomor bab, diikuti dengan nomor table.
9. Halaman Daftar Gambar (bila diperlukan)
Daftar gambar berisi grafik, gambar, foto yang terdapat dalam tugas akhir atau skripsi dibuat sesuai dengan urutan dan disertai halaman. Gambar-gambar diberi nomor urut dengan angka arab. Nomor gambar didahului dengan nomor bab, diikuti dengan nomor gambar.
10. Halaman Daftar Lampiran (bila diperlukan)
Sama halnya dengan daftar tabel dan gambar, daftar lampiran dibuat bila tugas akhir atau skripsi dilengkapi dengan lampiran. Isi halaman ini adalah urutan judul lampiran dan nomor halamannya.
11. Arti Lambang dan Singkatan (bila diperlukan)
Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang dipergunakan dalam tugas akhir atau skripsi disertai dengan arti dan satuannya.
12. Intisari
Intisari berisi uraian singkat tetapi lengkap yang memberikan gambaran menyeluruh tentang isi tugas akhir atau skripsi. Intisari ditulis dalam bahasa indonesia dan tidak lebih dari 500 kata.
B. Bagian Utama
Bagian utama tugas akhir atau skripsi berisi bab-bab:
1. Untuk program diploma 2, bagian utama terdiri dari: pendahuluan, landasan teori, gambaran umum obyek penelitian, pembahasan, dan penutup
a. Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan materinya sebagian besar berupa penyempurnaan dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan laporan penelitian.
b. Landasan Teori
Bab landasan teori menguraikan teori-teori yang mendasari pembahasan secara detail, dapat berupa definisidefinisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti.

c. Gambaran Umum Obyek penelitian
Bab ini menguraikan tentang gambaran obyek penelitian, misalnya gambaran umum perusahaan, sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data yang dipergunakan untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
d. Pembahasan
Pada bab ini, dipaparkan hasil-hasil dari tahapan penelitian, dari tahap analisis, desain, hasil testing dan implementasinya, berupa penjelasan teoritik, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik. Kecuali itu, sebaiknya hasil penelitian juga dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis atau keadaan sebelumnya .
e. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran dapat dikemukakan kembali masalah penelitian, hipotesis dan buktibukti yang dihasilkan dari analisis data dan akhirnya menarik kesimpulan apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau sebaliknya ditolak. Tidak diperkenankan penulis menyimpulkan masalah jika pembuktian tidak terdapat dalam hasil penelitian. Dalam pembuatan kesimpulan, hal-hal yang diperkuat :
• Berhubungan pembuktian hipotesis
• Didasarkan pada analisis yang obyektif
• Diperkuat dengan bukti-bukti yang telah ditemukan
Saran merupakan manifestasi dari penulis untuk dilaksanakan sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk dilaksanakan. Saran dicantumkan karena peneliti melihat adanya jalan keluar untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang ada, saran yang diberikan tidak terlepas dari ruang lingkup penelitian.

2. Untuk program strata 1, bagian utama terdiri dari: pendahuluan, landasan teori, analisis permasalahan, perancangan sistem, testing dan implementasi sistem, dan penutup
a. Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan materinya sebagian besar berupa penyempurnaan dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan laporan penelitian.



b. Landasan Teori
Bab landasan teori menguraikan teori-teori yang mendasari pembahasan secara detail, dapat berupa definisidefinisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti.
c. Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini menguraikan tentang gambaran obyek penelitian, analisis semua permasalahan yang ada, dimana masalahmasalah yang muncul akan diselesaikan melalui penelitian. Pada bab ini juga dilaporkan secara detail rancangan tehadap penelitian yang dilakukan, baik perancangan secara umum dari sistem yang dibangun maupun perancangan yang lebih spesifik.
d. Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini, dipaparkan hasil-hasil dari tahapan penelitian, dari tahap analisis, desain, hasil testing dan implementasinya, berupa penjelasan teoritik, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik. Kecuali itu, sebaiknya hasil penelitian juga dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis atau keadaan sebelumnya.
e. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran dapat dikemukakan kembali masalah penelitian serta hasil dari penyelesaian masalah. Tidak diperkenankan penulis menyimpulkan masalah jika pembuktian tidak terdapat dalam hasil penelitian. Dalam pembuatan kesimpulan, hal-hal yang diperkuat :
• Didasarkan pada analisis yang obyektif
• Diperkuat dengan bukti-bukti yang telah ditemukan
Saran merupakan manifestasi dari penulis untuk dilaksanakan sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk dilaksanakan. Saran dicantumkan karena peneliti melihat adanya jalan keluar untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang ada, saran yang diberikan tidak terlepas dari ruang lingkup penelitian.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir dari skripsi berisi daftar pustaka dan daftar lampiran (jika ada)
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penulisan tugas akhir atau skripsi yaitu semua sumber yang dikutip. Daftar ini berguna untuk membantu pembaca yang ingin mencocokkan kutipan-kutipan yang terdapat dalam skripsi. Penyusun diurutkan secara alfabetis berdasarkan nama penulis tanpa gelar kesarjanaan. Pustaka yang dikutip dapat berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau internet. Semua unsur dalam pustaka harus dicantumkan dalam daftar pustaka . Jarak penulisan antar buku 2 (dua) spasi, dalam buku 1 (satu) spasi
2. Daftar Lampiran
Daftar lampiran berisi table yang panjang, surat keterangan, instrumen penelitian, listing program, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berfungsi melengkapi laporan penelitian, Lampiran diberi nomor angka arab.

BAB IV
TATA CARA PENULISAN
A. Bahan dan Ukuran
1. Sampul Tugas Akhir atau Skripsi
Sampul luar tugas akhir atau skripsi dengan kertas tebal yang terdiri dari lapisan luar plastic, kemudian kertas buffalo atau linen warna hijau pucuk pisang (untuk S1 dan D2) dan tinta emas yang kemudian dicetak, lapisan dalam dengan kertas karton dan terakhir kertas putih. Adapun sampul luar berisi : judul, jenis laporan, lambang UNM, nama penulis/penyusun dan NIM, institusi yang dituju (PRODI PDSD FIP UNM Makassar), tahun skripsi dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan lulus.
2. Naskah Tugas Akhir atau Skripsi
Naskah diketik dalam kertas HVS 70 gram ukuran kuarto (A4) atau 21,5 x 29 cm. Pengetikan tidak bolak-balik dan dijilid dengan cover hijau pucuk pisang (D2/S1).
B. Pengetikan
1. Jenis Huruf
a. Naskah skripsi diketik dengan huruf standar (Times New Roman) dan ukuran (font size) yang sama, untuk seluruh naskah font size 12, kecuali catatan kaki (font size 10)
b. Naskah diketik dengan komputer memakai program olah kata, misal Ms. Word.
2. Pencetakan
Pita yang digunakan adalah berwarna hitam dengan ketentuan
a. Pencetakan naskah berwarna hitam
b. Penggandaan dapat dilakukan dengan fotokopi
3. Jarak Baris
Jarak antara baris satu dengan yang lain dibuat spasi ganda atau 2 spasi kecuali kutipan langsung yang panjangnya lebih dari 5 baris, intisari, catatan kaki dan daftar pustaka menggunakan spasi tunggal atau satu spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak menjorok kedalam dengan 7 ketukan.
4. Batas Pengetikan (margin pengetikan)
Batas-batas pengetikan diatur sebagai berikut:
a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm
5. Alinea Baru (indentasi)
Tiap-tiap baris dari suatu alinea dimulai dengan ketukan huruf pertama agak menjorok kedalam sebanyak tujuh ketukan huruf dari margin / batas kiri.
6. Pembagian Bab, Sub bab, Sub-sub bab dan seterusnya.
a. Bab, nomor bab yang digunakan angka romawi besar ( I,II,III, dst), bab ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur simetris kiri-kanan (center) tanpa diakhiri dengan titik.
b. Sub bab, nomor yang digunakan huruf besar (A,B,C dst), semua kata dimulai dengan huruf besar, kecuali kata sambung dan kata depan, tanpa diakhiri dengan titik.
c. Sub-sub bab, nomor yang digunakan angka arab (1,2,3 dst). Pada judul sub-sub bab hanya huruf pertama saja yang huruf besar dan diikuti dengan titik.
d. Anak sub-sub bab, nomor yang digunakan huruf kecil (a,b,c dst). Pada judul sub-sub bab hanya huruf pertama saja yang huruf besar dan diikuti dengan titik.
e. Pasal, nomor yang digunakan angka arab diberi tanda kurung tutup.
Contoh : 1), 2), 3), dst, setelah nomor tanpa titik, pada judul pasal hanya huruf pertama saja yang huruf besar dan diikuti dengan titik.
f. Ayat, nomor yang digunakan angka kecil diberi tanda kurung tutup.
Contoh : a), b), c), dst, setelah nomor tanpa titik. Pada judul ayat hanya huruf pertama saja yang huruf besar dan diikuti dengan titik.
g. Pembagian kategori yang lebih kecil menggunakan angka arab dengan tanda kurung tutup,
Contoh : (1), (2), (3), dst, tanpa titik dibelakang nomor.

C. Pemberian Nomor Halaman
1. Nomor Halaman Bagian Awal
Pada bagian awal skripsi nomor halaman yang digunakan adalah angka romawi kecil (i,ii,iii, dst) diletakkan ditengah kertas bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah. Untuk halaman judul nomor halaman tidak ditulis tetapi harus diperhitungkan.
2. Nomor halaman bagian pokok dan bagian akhir
Pada bagian utama dan akhir nomor halaman yang digunakan adalah angka arab (1,2,3, dst), ditulis disebelah pojok kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas. Kecuali untuk halaman yang terdapat judul Bab, maka nomor halaman ditulis di tengah bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah.

D. Tabel dan gambar
1. Tabel
a. Penulisan nomor dan judul tabel diletakan di atas tabel
b. Nomor tabel menggunakan angka arab ditempatkan di atas table simetris kiri kanan. Nomor table didahului dengan angka yang menunjukkan table tersebut berada pada bab berapa dan diikuti nomor urut tabel pada bab tersebut (dalam setiap bab nomor table dimulai dari nomor 1)
c. Judul tabel diketik dengan huruf kapital dibuat simetris kiri kanan, jika judul table lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya lurus dengan baris pertama.
d. Kolom-kolom dalam table harus dicantumkan nama kolom dan dijaga agar pemisahan antara kolom yang satu dengan kolom yang lain tegas.
e. Jika table terlalu lebar atau kolom terlalu banyak maka dapat ditulis secara horizontal (landscape) dan
h. Bagian atas table harus diletakkan disebelah kiri atau memakai kertas dobel kuarto, setelah dijlid kertas dilipat kedalam sehingga tidak melebihi format.
f. Tabel yang panjang hendaknya diketik dalam satu halaman tersendiri tidak dijadikan satu dengan naskah.
g. Tabel yang menunjukkan hasil analisis diletakkan didalam naskah, tetapi yang menunjukkan perhitungan diletakkan pada lampiran
2. Gambar.
Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik, foto, lukisan, iklan dan sebagainya. Kelengkapan yang harus ada dalam gambar adalah :
a. Penulisan nomor dan judul gambar diletakan di bawah gambar
b. Nomor gambar menggunakan angka arab ditempatkan di bawah gambar simetris kiri kanan. Nomor gambar didahului dengan angka yang menunjukkan gambar tersebut berada pada bab berapa diikuti dengan nomor gambar (dalam setiap bab nomor gambar dimulai dari nomor 1)
c. Judul gambar ditulis dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik, aturan penulisan judul sama dengan penulisan tabel
d. Ukuran gambar (lebar dan tinggi), diusahakan proporsional.

E. Kutipan
1. Macam-macam Kutipan
a. Kutipan langsung, yaitu kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, baik bahasanya maupun susunan kata dan ejaannya.
1) Kutipan langsung pendek yaitu kurang dari tiga baris, disalin dalam teks dengan memberikan tanda kutipan di antara bahan yang d ikutip. Contoh : (“……………..”)
2) Kutipan langsung panjang yaitu lebih dari tiga baris, yang diberi tempat tersendiri dalam alinea baru diketik dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk empat ketukan huruf dari margin kiri, tanda kutip tidak dipakai.
b. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan yang hanya mengambil pokok-pokok pikiran atau semangatnya saja, dan dinyatakan dengan kata-kata dan bahasa sendiri. Kutipan ini tidak diantara tanda petik, diketik seperti halnya naskah, diupayakan kutipan tidak langsung tidak terlalu panjang.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kutipan
a. Setiap kutipan diberi nomor dengan angka arab untuk menuliskan nomor catatan kaki/footnote, diketik agak ke atas dari baris biasanya, tanpa diikuti tanda lain.
b. Bila bahan yang dikutip disajikan sebagai bahan yang diperbandingkan dengan bahan yang lain, maka harus ada keseimbangan dari perbandingan itu.
c. Kutipan yang diambil sebagian dari rangkaian kalimat yang ada, maka penulisan diberi jarak dengan empat titik (….) diantara kutipan yang diambil.
d. Dalam kutipan langsung, tidak boleh memasukkanpendapat sendiri, satu alinea sepenuhnya digunakan untuk kutipan langsung
e. Kutipan bisa diambil dari naskah-naskah atau cetakan seperti buku, hasil penelitian, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Dapat juga diambil dari hasil wawancara atau hasil rekaman yang didokumentasi.
F. Footnote / catatan kaki
Footnote merupakan catatan yang menyebutkan sumber dari suatu kutipan catatan kaki juga dapat berisi suatu komentar tentang apa yang dikemukaka n dalam teks. Footenote ditulis di bawah margin dan diberi garis batas antara teks dengan footnote sepanjang 14 ketukan dengan angka kutipan diketik agak ke atas dari footnote.
1. Unsur-unsur footnote / catatan kaki
a. Nama penulis/pengarang, penterjemah, dan editor ditulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli tetap dicantumkan seperti penulis asli, dengan tambahan keterangan di belakang nama tersebut, seperti penyusun, penyadur, penterjemah, dan editor. Jika penulis lebih dari tiga sebagai pengganti nama penulis kedua dan lainnya dicantumkan keterangan et.al.
b. Judul buku/tulisan ditulis selengkap-lengkapnya, huruf pertama judul dengan besar kecuali kata sambung dan kata depan.
c. Nomor halaman, dalam footnote nomor halaman disingkat “hal” kemudian diikuti dengan nomor halaman yang dikutip dengan sela satu ketukan.
2. Menyingkat footnote (catatan kaki)
Sumber kutipan yang pertama kali ditulis lengkap, sedangkan footnote dari sumber kutipan yang sudah pernah dikutip sebelumnya tidak perlu ditulis lengkap dan dapat disingkat. Singkatan yang sering digunakan adalah :
a. Ibid. Singkatan dari Ibiden, digunakan bila kutipan sumber yang pertama dengan kutipan berikutnya yang sumbernya sama, tanpa disela oleh sumber kutipan lain, selanjutnya disebutkan halamannya bila halamannya yang dikutip tidak sama, jika nomor halaman sama maka tidak ditulis.
b. Op.cit. singkatan dari opera citato, digunakan apabila sumber kutipan telah disebut sebelumnya secara lengkap tetapi telah diselingi sumber kutipan yang lain. Di belakang kata op.cit. disebutkan nomor halaman yang dikutip.
c. Loc.cit. singkatan dari loco citato, digunakan bila pada halaman yang sama telah ada kutipan dari sumber yang telah dikutip sebelumnya, tetapi diselingi dengan sumber kutipan lain.